Buku “Filsafat Hati: Refleksi Tentang Cinta, Akal, dan Kemanusiaan” karya A. Dogowini., S.Fil. menawarkan sebuah telaah filosofis mendalam mengenai makna cinta yang sering disalahpahami dalam kehidupan kontemporer. Penulis berangkat dari kegelisahan bahwa cinta hanya dianggap sebagai emosi sesaat atau hasrat sementara, padahal ia adalah kekuatan utama yang membentuk jiwa dan masyarakat. Melalui kacamata filsafat, buku ini berupaya mengembalikan cinta ke posisi yang semestinya: sebuah jalan spiritual dan praktis menuju kebajikan, kebenaran, dan kedamaian. Tujuan utamanya adalah membuka dialog antara domain hati (perasaan, empati) dan akal (logika, rasionalitas) untuk mencapai cinta yang dewasa dan utuh.

Inti dari “Filsafat Hati” adalah keyakinan bahwa cinta sejati harus menjadi pilihan sadar dan bukan sekadar reaksi emosional. Penulis menekankan pentingnya menyeimbangkan kerentanan hati yang terbuka dengan kebijaksanaan akal yang matang. Ketika hati dan akal bersinergi, cinta akan lepas dari sifat posesif dan egois, dan berubah menjadi energi yang mendorong pertumbuhan diri dan pemberian hidup (menghidupkan), alih-alih melukai. Dalam pandangan buku ini, cinta yang benar adalah cinta yang mendatangkan kebahagiaan sejati karena ia berfungsi sebagai dasar dari setiap tindakan moral dan etis.

Secara struktur, buku ini membawa pembaca melalui akar-akar filosofis konsep cinta. Dimulai dari pembahasan pandangan para filsuf klasik seperti Plato, Aristoteles, dan Stoik tentang berbagai bentuk cinta (Eros, Philia, Agape), buku ini kemudian secara khusus mendalami ajaran Plato tentang Eros sebagai “tangga pendakian”. Cinta, menurut pandangan ini, adalah proses evolusi jiwa dari ketertarikan fisik menuju kerinduan pada nilai-nilai luhur dan keindahan abadi. Pada akhirnya, buku ini memberikan panduan praktis tentang bagaimana mengaplikasikan Filsafat Hati, yakni dengan hidup dalam sensitivitas hati, kejernihan akal, dan keterbukaan jiwa, menjadikannya sebuah perjalanan dinamis menuju transformasi diri yang berkelanjutan.