Buku Hukum Taklifi dan Tasawuf Dalam Pelaksanaan Ibadah Wajib dan Sunnah mengeksplorasi integrasi sinergis antara hukum taklifi (hukum syariat yang mengatur kewajiban ibadah) dan nilai-nilai tasawuf (dimensi spiritual) dalam praktik ibadah wajib dan sunnah. Penulis, H. Ismail, menegaskan bahwa fikih sebagai panduan teknis pelaksanaan ibadah (seperti tata cara shalat, puasa, zakat, dan haji berdasarkan Mazhab Syafi’i) harus dipadukan dengan pendekatan tasawuf yang memurnikan niat, menumbuhkan kekhusyukan, dan memperdalam kesadaran hubungan dengan Allah SWT. Buku ini membahas lima kategori hukum taklifi (wajib, sunnah, haram, makruh, mubah) beserta dalil-dalilnya dari Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’, dan Qiyas, serta relevansinya dalam konteks Muslim modern.

Melalui analisis komparatif, penulis mengkritik kecenderungan ibadah yang hanya menitikberatkan formalitas fikih tanpa penghayatan batin, sekaligus menawarkan solusi melalui konsep tasawuf seperti ihsan (beribadah seolah melihat Allah), tazkiyatun nafs (penyucian jiwa), dan tahapan spiritual (maqamat) seperti sabar, syukur, dan mahabbah (cinta kepada Allah). Buku ini juga menyoroti tantangan kontemporer—seperti reduksi ibadah menjadi ritual mekanistik dan pengaruh gaya hidup materialistik—serta menegaskan relevansi tasawuf sebagai penyeimbang. Sintesis akhirnya menekankan pendidikan ibadah holistik yang menyatukan kepatuhan syariat dengan kedalaman ruhani, dipandu oleh peran guru spiritual (murabbi), untuk membentuk insan yang “taat secara hukum, sadar secara spiritual, dan mencintai secara ilahiah”.

Sebagai panduan komprehensif, buku ini tidak hanya relevan bagi umat Islam (khususnya pengikut Mazhab Syafi’i di Indonesia), tetapi juga berkontribusi pada wacana integrasi keilmuan Islam yang berdampak pada pembentukan tatanan sosial yang harmonis.

Kata Kunci: Hukum Taklifi, Tasawuf, Ibadah Wajib, Ibadah Sunnah, Fikih Syafi’i, Spiritualitas Islam.