Buku “Manajemen Desa Wisata” karya Jasanta Peranginangin membahas secara mendalam tentang konsep, strategi, dan praktik terbaik dalam mengelola desa wisata di Indonesia. Buku ini berfokus pada pengembangan desa wisata sebagai upaya untuk memanfaatkan potensi lokal, baik dari segi sumber daya alam, budaya, maupun sosial, guna menciptakan destinasi wisata yang unik dan berkelanjutan. Penulis memulai dengan menjelaskan definisi desa wisata sebagai kawasan yang memadukan unsur atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung, dengan tetap mempertahankan keaslian budaya dan tradisi lokal. Dalam konteks ini, desa wisata tidak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan masyarakat setempat.

Buku ini menyoroti pentingnya strategi manajemen yang mencakup pengelolaan sumber daya alam dan budaya, pembangunan infrastruktur, peningkatan layanan wisata, dan pengelolaan keuangan desa. Penulis menekankan bahwa keberhasilan desa wisata bergantung pada kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta. Dengan teknologi sebagai pendorong utama, buku ini juga menjelaskan bagaimana digitalisasi dapat mendukung promosi, pengelolaan data, serta pelayanan wisata secara efisien. Selain itu, pendekatan berbasis komunitas menjadi sorotan, di mana masyarakat lokal dilibatkan secara aktif dalam setiap tahap pengembangan desa wisata, mulai dari perencanaan hingga implementasi.

Pada aspek sumber daya manusia, buku ini menekankan pentingnya pelatihan dan pendidikan wisata untuk meningkatkan kapasitas masyarakat lokal. Pelatihan ini mencakup berbagai bidang seperti kewirausahaan, pengelolaan destinasi, dan peningkatan kualitas pelayanan. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga penggerak utama dalam pembangunan desa wisata. Selain itu, pemberdayaan perempuan dan pemuda dalam sektor pariwisata diidentifikasi sebagai langkah strategis untuk memperkuat keterlibatan masyarakat lokal.

Buku ini juga menggali aspek pemasaran, di mana strategi branding, digital marketing, dan kolaborasi dengan industri pariwisata global dijelaskan secara rinci. Promosi melalui media sosial dan platform digital menjadi salah satu fokus utama untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Tidak hanya itu, buku ini memberikan wawasan tentang ekowisata dan keberlanjutan, termasuk pengelolaan dampak lingkungan, praktik konservasi, dan pentingnya standar sertifikasi untuk memastikan desa wisata dapat bertahan dalam jangka panjang.

Penulis juga membahas tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan desa wisata, seperti perubahan iklim, urbanisasi, dan keterbatasan sumber daya. Namun, buku ini menawarkan berbagai solusi inovatif, termasuk pemanfaatan teknologi modern, pengembangan wisata berbasis pengalaman, dan diversifikasi produk wisata seperti agro-wisata dan wisata edukasi. Dengan pendekatan holistik ini, buku “Manajemen Desa Wisata” tidak hanya menjadi panduan praktis bagi pengelola desa wisata, tetapi juga menjadi inspirasi bagi pemerintah dan masyarakat untuk menciptakan desa wisata yang berdaya saing, berkelanjutan, dan memberikan manfaat luas bagi komunitas lokal.